Articles
21 Apr 2020
Emas, Instrumen Anti Inflasi

Seperti yang sudah disebutkan di artikel berjudul “Perjalanan Uang Dalam 10 Tahun”, bahwa emas (baca: logam mulia) adalah instrumen investasi yang tidak bakal tergerus nilainya karena dimakan inflasi. Maka berinvestasi emas untuk jangka panjang adalah pilihan yang tidak saja cocok, melainkan menjadi satu-satunya pilihan agar nilai uang Anda tetap stabil dan aman. Perbandingan sederhananya adalah biaya sekolah yang tiap tahun terus meningkat. Bila dana yang Anda miliki hanya dialokasikan ke dalam deposito dan tabungan, maka bisa dipastikan bahwa uang tersebut tidak akan cukup untuk membiayai sekolah anak 10 tahun dari sekarang.

Andaikan Anda pada tahun 2000 punya uang sebesar 10 juta rupiah hasil tabungan selama bekerja. Uang ini rencananya akan dipakai untuk biaya kuliah anak yang waktu itu masih SD. Dengan menyimpannya di tabungan sebuah bank berbunga tinggi, Anda berharap bahwa setidaknya di tahun 2010 Anda tidak perlu menguras isi dompet terlalu dalam untuk kuliah anak karena sudah disiapkan sejak dini. Namun yang terjadi, Anda memang tidak menguras isi dompet (saja), melainkan juga terpaksa menguras isi rumah buat menambah biaya kuliah si buah hati. Ini adalah realitas yang kerap terjadi dalam masyarakat kita.

Tahun 2000, biaya masuk sebuah Perguruan Tinggi swasta jurusan kedokteran membutuhkan dana 10 juta rupiah. Pada tahun 2010 di perguruan tinggi yang sama, biayanya sudah meningkat menjadi 40 juta rupiah. Uang tabungan Anda yang 10 juta tidak akan cukup untuk itu. Nilainya mungkin setara dengan 5 juta rupiah di tahun 2000.

Sebagai instrumen yang anti inflasi, emas bisa menyelamatkan aset Anda untuk menyekolahkan anak hingga bangku kuliah. Misalnya tahun 2000 dana 10 juta rupiah bisa membeli 133 gram emas (saat itu harga emas Rp.75,000./gram). Dengan menyimpan logam mulia tersebut selama 10 tahun, maka biaya kuliah di tahun 2010 akan senilai dengan aset yang Anda simpan, yaitu Rp.46,650,000 (harga emas tahun 2010 Rp.350,000/gram). Tidak peduli meski naiknya berlipat-lipat dibanding saat Anda menabung di tahun 2000. Saat itu Anda sama sekali tidak perlu menguras dompet dan isi rumah, karena inflasi tidak merampok nilai emas yang Anda miliki. Malah bisa jadi nilai uang Anda lebih tinggi ketimbang biaya kuliah saat itu.

Oleh karena itu, jangan pernah berinvestasi pada uang karena uang memang bukan instrumen investasi, melainkan sekedar alat tukar transaksi. Apalagi kalau ada anggapan bahwa menyimpan Dollar Amerika sangat menguntungkan, tentu anggapan tersebut sangat keliru karena mata uang asing, termasuk US Dollar, bukanlah instrumen untuk mengembangbiakkan uang. Kecuali kalau Anda ‘beruntung’ menyimpan dollar sebelum tahun 1997 dan menjualnya pada tahun 1998, saat krisis moneter melanda Asia dan Indonesia. Namun di luar kejadian itu, menyimpan dollar sama sekali bukan pilihan yang tepat karena dollar tetap tidak anti terhadap inflasi.

Karena itu, membeli logam mulia untuk jangka panjang merupakan pilihan yang sangat direkomendasikan, apalagi kalau Anda termasuk orang yang disiplin dalam menabung. Artinya, emas tersebut tidak akan Anda jual atau digadaikan ketika ada kebutuhan mendadak meski hal tersebut bisa saja terjadi. Emas, tidak seperti tanah dan rumah, adalah instrumen yang tingkat likuidasinya cukup tinggi. Datang saja ke toko emas atau pegadaian ketika kebutuhan mendesak, maka dalam hitungan menit, uang pun segera cair. Meski demikian, ini bukan sebuah tindakan yang bagus untuk jangka panjang karena saat Anda menjual emas, lalu setelah ada dana Anda membelinya lagi, maka nilai yang berlaku adalah nilai saat itu. Perhitungan jangka panjangnya bisa berbeda.

Berinvestasi pada emas harus memiliki mental yang sabar. Berbeda dengan menabung di deposito yang hasilnya bisa ‘dipastikan’ berdasarkan perhitungan suku bunga, sedangkan emas hasilnya ‘tidak bisa dipastikan’. Harga emas, dalam jangka pendek, terkadang suka fluktuasi. Namun dalam jangka panjang, emas cenderung naik. Sebagian orang yang tidak sabar lalu memutuskan untuk menjual emasnya, justru hanya berselang beberapa minggu sebelum harga emas tersebut kembali naik.

Maka jika Anda berpikir 3-10 tahun ke depan dari hari ini, emas adalah pilihan terbaik untuk berinvestasi.

Hak Cipta © 2013, PT. Golden Mandiri Investama
Dilarang memperbanyak, mengutip sebagian atau keseluruhan dokumen ini tanpa seijin PT. Golden Mandiri Investama
(email info@goldenmandiriinvestama.com).